Home > Kebijakan Lingkungan > HUBUNGAN LINGKUNGAN ALAM SEMESTA DAN MANUSIA

HUBUNGAN LINGKUNGAN ALAM SEMESTA DAN MANUSIA

Keadaan alam semesta (universe) ini tidak cukup terungkap hanya oleh hasil penelitian para saintis mengenai seluk beluk alam semesta ini sedalam-dalamnya, karena alam tetap alam dan manusia yang harus memanfaatkan dan kompromi dengan kekuatan sains alam. Dengan kata lain sebenarnya kita (manusia) satu dengan alam. Gambaran alam semesta dapat diungkapkan sebagai berikut : ………. the universe is sustained by an act of such stupendous and ineffable creativity that it simply cannot be (asked) if the part is creating the whole or the whole is creating the part because the part is the whole. ( Talbot 1991)

Terbukti bahwa nenek moyang manusia atau manusia purbapun dapat mengaplikasikan parascience kompromi dan mengadopsikan diri dengan sains lingkungan alam semesta sekeliling mereka demi kelangsung hidup tanpa menghancurkan ekosistim alam semestanya.

Dalam Alam Semesta terdiri 5 unsur elemen konsep GAIA2, ( Parascience) yaitu :

1. Api ( fire ), adalah simbol efektif kultur bagi seluruh pelosok dunia. Tetapi bagi kaum Kristiani sebagai “Holy Spirit”; sedangkan untuk filosofi Hindu sebagai “Kundalini”—pelayan api yang membangkitkan energi seksual dari pusat

2. Bumi ( earth /Rock ), adalah lapisan-lapisan tanah yang berasal dari pecahan batu-batuan yang secara bergantian terkena perbedaan ekstrim temperatur panas dan dingin dan masuknya air dalam celah-celah batu sehingga akhirnya terfragmentasi menjadi batuan kecil. Manusia memanfaatkan tanah /batu “rock” untuk “sheltering”, dan menghancurkan/membahayakan bumi/batuan untuk memyimpan bahan-bahan “toxic”.

3.Udara (air), sebenarnya dahulu bumi tidak dilapisi atmosfir tetapi melainkan oleh gas Sulphurous dan Methane. Oksigen awal terbentuk dikarenakan oleh sinar ultraviolet mengubah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen, kemudian tambahan oksigen lain dihasilkan sebagai akibat proses pernafasan dari founa dan flora dari prose total photosistesis. Tingkat saling ketergantungan terjadi dimana makluk hidup menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, sedangkan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan oksigen dan menghirup CO2.

Destruktif udara adalah: Polusi Udara; yaitu : polusi udara alamiah (asap kebakaran hutan, dll), polusi udara buatan manusia (industrialisasi dll), polusi udara dalam (macam-macam sumber polusi dari material bangunan interior).

4. Air (water), butir-butir air jatuh ke bumi akan diteruskan ke lapisan yang terdalam sampai pada lapisan air bawah tanah yang akan sejajar dengan ketinggian permukaan air laut. Air diseluruh dunia menempati 97% dan sebagian adalah air laut yang menutupi 1/3 luasan permukaan bumi, dan sisanya 3% yang terdiri dari 2.96% berupa “ice caps dan glacier”; dan hanya 0.06% dari seluruh air di seluruh dunia berfungsi sebagai air bersih yang berguna. (Myers 1985).

5. Ether (aether), adalah radiasi dan energi dari laut dimana dihasilkan untuk mendukung kebutuhan kehidupan, kesehatan, atau kematian bagi seluruh organik di dunia; menahan gayagaya (geoenergetic, electromagnetic, eletrostatic dan gravitational) yang ditujukan pada kita (human) dari bumi, matahari dan planet lain. Bidang medan magnit bumi “geomagnetic” (GMF) di ujung Utara dan Selatan, dan berubah secara teratur akibat dipengaruhi oleh efek Solar Radiasi. Matahari melepaskan “cosmic rays” yang membentuk Solar Wind—gelombang gelombang radiasi yang menghamtam bumi, yang terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan (+) & (-), yang akan terpencar ke ujung-ujung bumi begitu bertemu dengan bidang magnit bumi.

Bagi bangunan-bangunan gedung yang berdekatan atau terlintasi “geomagnetic field (GMF) anomalies” dapat mempengaruhi keseimbangan kesehatan manusia (energi tubuh), karena bumi melepaskan “ELF”—Extremely Low Frequency komponen (GMF) secara konstan. Sedangkan “underground water” dan batuan (Rock) akan melepaskan racun “ Radon ” dalam jumlah banyak dimana dapat menyebabkan kesehatan manusia terganggu secara serius.

Sains Lingkungan (Environmental Control Systems)

Mengakomodasi kekuatan lingkungan alam sekitar dengan lingkungan binaan dan habitat fisik manusia (hunian). Faktor-faktor yang dipandang bermanfaat atau tantangan terhadap lingkup binaan hunian manusia yaitu :

1. Prilaku dan karakteristik elemen-elemen alam semesta seperti: udara, matahari, dan air di kaji interaksinya untuk kebutuhan manusia dalam lingkup hunian / bangunan.

2. System bangunan: pengontrolan thermal, pencahayaan, akustik, sirkulasi udara, transportasi vertikal, pengontrolan kebakaran dan penanganan sistim pembuangan.

3. Prilaku thermal dalam bangunan: analisis/ kalkulasi kebutuhan beban pendinginan (cooling) dan pemanasan (heating), ventilasi alam strategi, strategi aplikasi pendinginan/ pemanasan pasip, aktip dan hibrid, strategi aplikasi pencahayaan alami atau buatan.

Categories: Kebijakan Lingkungan
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment